Oleh : Nandang Rusnandar
Menurut sumber geologi, Bandung pada jaman dahulu, 120.000 tahun yang lalu merupakan sebuah danau raksasa yang membentang dari ujung timur (Ujung Berung) hingga ujung barat (batas kota banadung sekarang). Pada saat Dataran Tinggi Bandung masih berupa danau ini, permukaan airnya setinggi 725 m di atas permukaan air laut. Di sekitarnya sudah ada pemukiman manusia.
Meskipun hidup pada jaman pra sejarah, tetapi hasil budayanya banyak ditemukan, misalnya berupa kapak batu, mata anak panah (terbuat dari campuran metalurgi) dan peralatan batu lainnya, alat cetatakan ‘teracota’ metalurgi tersebut ditemukan dalam keadaan utuh, semuanya masih disimpan di Musium Geologi Bandung Jl. Dipenogoro. Semua hasil budaya itu ditemukan di daerah Bandung Utara (Sekitar daerah Pakar sekarang, pakar dalam bahasa Sunda berarti pakarang ‘senjata’). Untuk bahan-bahan mentah membuat kapak batu yang bahannya dari batu Obsidian, manusia purba mencarinya sampai ke daerah Nagreg atau Kendan karena di sini pusatnya.
Nah untuk mencapai daerah tersebut, manusia puirba berperahu melintasi kota Bandung sekarang, karena ini jalan yang dianggap paling aman, dekat, dan murah. Apabila lewat darat, mereka harus turun naik bukit, terlebih lagi serangan dan ancaman dari binatang buas yang masih mengintai di mana-mana.
Dari pemukimannya (di daerah Pakar- Dago) barangkali sekitar seratus dua puluh ribu tahun yang lalu mereka berperahu, -- mungkin saja mereka melewati atap Gedung Sate (Gedung gubernur sekarang), atap RRI, bahkan gedung Musium geologi yang kini menyimpan barang-barang peninggalannya -- Sebab walaupun setinggi 30 meter gedung-gedung tersebut, tetapi masih terendam air danau yang kira-kira mencapai kedalaman 50 meter.
Percaya atau tida itu bukti sejarah !
Sangat mungkin , menurut cerita turun temurun dari ,, kolot baheula. Sumber mata air danau ini dari sebuah sumur yang ada di jalan aAsia Afrika sekarang yang dikenal sebagai SUMUR BANDUNG...
BalasHapus