Oleh : Nandang Rusnandar
Aksara Sunda yang berjumlah 18 (secara alfabetis) itu adalah merupakan rangkaian kata-kata yang diucapkan oleh maha raja dalam pengambilan sumpah raja-raja. Kata-kata tersebut diucapkan dalam pelantikan raja-raja yang diangkat oleh maha raja sebagai berikut: Raga lapa yaha // Maca data jasa // baka nyanga wana. Pengertian dari kata-kata yang diucapkan oleh sang Maha Raja itu adalah :
Raga berarti badan,
lapa ‘teu daya teu upaya’ (tak berdaya dan tak berkemampuan),
yaha ‘sumerah ka Nu Maha Kawasa’(pasrah kepada Yang Maha Kuasa),
maca ‘nitenan / nalungtik’ (atensi),
data ‘catetan laku lampah /paripolah’ (catatan perbuatan),
jasa ‘padamelan sae’ (perbuatan baik),
wana ‘pamandangan alam / leuweung endah’ (lingkungan yang indah),
nyanga ‘ajangan / bagean / pikeun’ (peruntukkan),
baka ‘jaga satutasna palastra’ (alam baka).
Arti yang sebenarnya adalah : Badan yang tidak berdaya upaya ini berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, beratensi untuk membuat catatan perilaku yang baik terhadap diri, masyarakat dan alam sekitar untuk kebaikan di kemudian hari di alam setelah kematian.
Kata-kata Raga lapa yaha // Maca data jasa // baka nyanga wana ini memang mengakomodir dari seluruh Alfabetis aksara hanacaraka, dan kata-kata di atas merupakan ucapan sumpah seorang raja yang dilantik oleh seorang maha raja.
Aksara Sunda yang kemudian berkembang dari alfabetis di atas dituliskan di atas bahan-bahan yang dipergunakan dalam menuliskan aksara tersebut bermacam-macam disesuiakan dengan bentuk atau gaya tulisannya, yaitu:
Bentuk aksara Sunda dalam batu ditulis mempergunakan gorésan
Bentuk aksara Sunda dalam lontar ditulis mempergunakan péso pangot
Bentuk aksara Sunda dalam lontar ditulis mempergunakan geutah ‘getah’
Bentuk aksara Sunda dalam awi / bambu atau kai/kayu ditulis mempergunakan péso
Bentuk aksara Sunda dalam awi/ bambu atau kai/kayu ditulis disungging
Bentuk aksara Sunda dalam besi/tambaga ditulis mempergunakan paku / tungtung péso’ujung pisau’
Bentuk aksara Sunda dalam daluwang ditulis mempergunakan tinta atau sari buah
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan tinta / sari buah
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan citakan / dicitak
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan komputer
Pernyataan bahwa benarkah cacarakan berasal dari Jawa dan bahkan orang Sunda hanya 10 % ikut ‘berjasa’ merekayasanya sehingga terwujud aksara Sunda yang disebut Cacarakan ? Dan benarkah bahwa aksara Sunda merupakan perkembangan dari aksara India ? Hal itu perlu untuk penelitian yang lebih lanjut, yang mungkin bahwa kita tidak terlalu tergesa-gesa memvonis bahwa Sunda tidak punya bentuk tulisan.
Aksara Sunda yang berjumlah 18 (secara alfabetis) itu adalah merupakan rangkaian kata-kata yang diucapkan oleh maha raja dalam pengambilan sumpah raja-raja. Kata-kata tersebut diucapkan dalam pelantikan raja-raja yang diangkat oleh maha raja sebagai berikut: Raga lapa yaha // Maca data jasa // baka nyanga wana. Pengertian dari kata-kata yang diucapkan oleh sang Maha Raja itu adalah :
Raga berarti badan,
lapa ‘teu daya teu upaya’ (tak berdaya dan tak berkemampuan),
yaha ‘sumerah ka Nu Maha Kawasa’(pasrah kepada Yang Maha Kuasa),
maca ‘nitenan / nalungtik’ (atensi),
data ‘catetan laku lampah /paripolah’ (catatan perbuatan),
jasa ‘padamelan sae’ (perbuatan baik),
wana ‘pamandangan alam / leuweung endah’ (lingkungan yang indah),
nyanga ‘ajangan / bagean / pikeun’ (peruntukkan),
baka ‘jaga satutasna palastra’ (alam baka).
Arti yang sebenarnya adalah : Badan yang tidak berdaya upaya ini berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, beratensi untuk membuat catatan perilaku yang baik terhadap diri, masyarakat dan alam sekitar untuk kebaikan di kemudian hari di alam setelah kematian.
Kata-kata Raga lapa yaha // Maca data jasa // baka nyanga wana ini memang mengakomodir dari seluruh Alfabetis aksara hanacaraka, dan kata-kata di atas merupakan ucapan sumpah seorang raja yang dilantik oleh seorang maha raja.
Aksara Sunda yang kemudian berkembang dari alfabetis di atas dituliskan di atas bahan-bahan yang dipergunakan dalam menuliskan aksara tersebut bermacam-macam disesuiakan dengan bentuk atau gaya tulisannya, yaitu:
Bentuk aksara Sunda dalam batu ditulis mempergunakan gorésan
Bentuk aksara Sunda dalam lontar ditulis mempergunakan péso pangot
Bentuk aksara Sunda dalam lontar ditulis mempergunakan geutah ‘getah’
Bentuk aksara Sunda dalam awi / bambu atau kai/kayu ditulis mempergunakan péso
Bentuk aksara Sunda dalam awi/ bambu atau kai/kayu ditulis disungging
Bentuk aksara Sunda dalam besi/tambaga ditulis mempergunakan paku / tungtung péso’ujung pisau’
Bentuk aksara Sunda dalam daluwang ditulis mempergunakan tinta atau sari buah
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan tinta / sari buah
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan citakan / dicitak
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan komputer
pada masa apa kalimat ini pertama di ucapkan oleh maha raja sunda? tks.*R3M
BalasHapus